Di Masjid Gunung Saren, suasana selepas Maghrib hingga menjelang Isya’ terasa begitu hangat. Suara tadarus dan tawa ringan ibu-ibu bercampur menjadi harmoni yang khas. Setiap malam tertentu, mereka berkumpul untuk mengikuti belajar bersama, sebuah kegiatan yang tidak hanya menambah ilmu agama, tetapi juga mempererat ukhuwah.
Metode pembelajaran yang diterapkan cukup terstruktur namun tetap santai. Untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an, para peserta diajak mempelajari Makhorijul Huruf dan Tajwid, sehingga setiap lafadz ayat dapat diucapkan dengan benar sesuai kaidah. Tidak hanya itu, kajian juga meliputi pembacaan dan pemahaman Kitab Safinatun Najah, sebuah kitab fiqih dasar yang membahas tata cara ibadah sehari-hari.
Kegiatan ini menjadi ajang saling mengingatkan dan menguatkan dalam beribadah. Para ibu-ibu saling menyemangati, berbagi pengalaman, bahkan membantu mengoreksi bacaan satu sama lain. Meski sederhana, belajar bersama ini menjadi bukti bahwa menuntut ilmu tidak mengenal usia.
Harapannya, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas ibadah pribadi, tetapi juga memberi dampak positif bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Sebagaimana pepatah Arab mengatakan, “Al-ummu madrasatul ula” ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Dengan ilmu yang mumpuni, para ibu dapat menjadi teladan dan guru terbaik di rumah masing-masing (Penulis : Syamsul).